Hari/Tanggal : Selasa, 16 Januari 2024
Kelas : 4A
Mapel : Matematika & Bahasa Indonesia
Capaian Penbelajaran Matematika :
Pada akhir Fase B, Siswa dapat memanfaatkan hukum komutatif, asosiatif, dan distributif dalam perhitungan. Siswa dapat menerapkan hukum distributif, hukum asosiatif, dan hukum komutatif terjadi dalam situasi konkret
② Menerapkan hukum distribusi yang berlaku dalam situasi konkret.
1. Sifat komutatif
Sifat komutatif merupakan sifat pertukaran. Misal ada penjumlahan atau perkalian dua buah bilangan. Jika kedua bilangan ditukarkan hasilnya tetap sama. Apakah pertukaran berlaku untuk pengurangannya? Untuk lebih memahami sifat komutatif, perhatikan contoh berikut.
a. Penjumlahan
Perhatikan hasil penjumlahan berikut.
1) 8 + 9 = 9 + 8
17 = 17
2) 20 + 30 = 30 + 20
50 = 50
b. Perkalian
Perhatikan hasil perkalian berikut.
1) 3 × 4 = 4 × 3
12 = 12
2) 7 × 5 = 5 × 7
35 = 35
Sekarang perhatikan operasi berikut.
12 – 5 = 7
5 – 12 = –7
Jadi, sifat pertukaran tidak berlaku untuk pengurangan
2. Sifat asosiatif
Sifat asosiatif merupakan sifat pengelompokan. Misalnya operasi penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan.
Operasi tersebut dikelompokkan secara berbeda. Hasil operasinya tetap sama. Untuk lebih memahami sifat asosiatif, perhatikan
a. Penjumlahan
Contoh:
1) (3 + 4) + 5 = 3 + (4 + 5)
7 + 5 = 3 + 9
12 = 12
2) (15 + 20) + 25 = 15 + (20 + 25)
35 + 25 = 15 + 45
60 = 60
b. Perkalian
Contoh:
1) (2 × 3) × 4 = 2 × (3 × 4)
6 × 4 = 2 × 12
24 = 24
2) (4 × 5) × 7 = 4 × (5 × 7)
20 × 7 = 4 × 35
140 = 140
Apakah sifat asosiatif berlaku untuk pengurangan? Perhatikan contoh berikut.
Contoh:
(15 – 4) – 6 = 5
15 – (4 –6) = 17
Sehingga (15 – 4) – 6 z 15 – (4–6)
Jadi, sifat asosiatif tidak berlaku untuk pengurangan
Latihan Soal
1. (2.145 + 3.256) + 7.189 = 21.145 + (3.256 + ….)
2. (6.051 + 2.162) + 4.001 = …. + (2.162 + 4.001)
3. Hasil dari 27 + 50 + 23 adalah ….
4. Hasil dari 4 x (10 + 15) adalah ….
Bahasa Indonesia
Materi Pengecekan Keaslian Uang Materi bab lima juga menginformasikan terkait infografik mengecek keaslian uang dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang. Pertama, melihat warna uang yang terlihat terang dan jelas, baik pada bagian depan maupun bagian belakang. Uang kertas mengandung benang pengaman seperti dianyam pada uang pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, Rp20 ribu. Khusus untuk pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu akan berubah warnanya jika dilihat dari sudut pandang tertentu. Kedua, mengecek keaslian uang dengan cara diraba. Uang kertas memiliki permukaan yang kasar apabila diraba. Permukaan yang kasar ini dapat dirasakan pada berbagai pecahan uang kertas. Ketika, pengecekan keaslian uang dengan cara diterawang. Uang kertas memiliki tanda air (watermark) berupa gambar pahlawan dan ornamen pada pecahan tertentu. Tanda airnya berupa gambar pahlawan dan ornamen pada pecahan tertentu. Penulisan angka dan nilai uang di Indonesia disusun dengan menyingkat Rupiah menjadi Rp dan penulisan angkanya ditempatkan tepat setelah Rp. Berikut penulisan angka dan nilai uang yang benar: Penulisan nilai uang dengan angka = Rp1.000.000. Penulisan nilai uang dengan huruf = satu juta rupiah.
Latihan Soal
1. Menurut kamu apa fungsi mata uang?
2. Apamata uang yang beredar di indonesia?
3. Kapan Bank Indonesia menjadi pihak yang berwenang dalam mencetak Rupiah di Indonesia?
4. Apa keistimewaan desain mata uang Rupiah yang baru?
0 komentar:
Posting Komentar