Senin, 06 Mei 2024

Materi Ajar, Senin, 6 Mei 2024

  

Hari/Tanggal : Senin, 6 Mei 2024

Kelas : 4A

Mapel : Pendidikan Pancasila dan Bahasa Indonesia


👉Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila :

v  Menjelaskan makna silasila Pancasila serta dapat memberikan contoh sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila Pancasila.

v  Mempraktikkan nilai-nilai Pancasila secara individual di kelas sesuai dengan perkembangan peserta didik dan konteks sekolah (beberapa contoh; meminta maaf, berterima kasih, meminta tolong, cuci tangan, mengantri, merapikan tempat duduk, dan sebagainya.

v  Memahami harapan kelompok terhadap dirinya untuk mencapai tujuan kelompok.

Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat membangun tim dan mengelola gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

Peserta didik dapat memberikan contoh pelaksanaan gotong royong untuk mencapai tujuan bersama.

Fokus materi: sikap menjaga keutuhan NKRI 

👉👉Capaian Penbelajaran Bahasa Indonesia 

v  Peserta didik dapat menyebutkan permasalahan yang dialami tokoh di dalam cerita;

v  Peserta didik dapat menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks;

v  Peserta didik dapat membedakan informasi fakta dan opini; dan Peserta didik dapat menulis dengan struktur awal-tengah-akhir menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tujuan Pembelajaran :

  • Melalui kegiatan membaca teks “Garuk-Garuk”, peserta didik mampu membaca nyaring dengan pengucapan yang baik.  
  • Melalui mencermati isi teks, peserta didik dapat mengidentifikasi dan menyebutkan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita.

Sebelum belajar marilah Kita bersama sama membaca doa sebelum belajar 


Materi Pendidikan Pancasila
Apresepsi
Masih inggatkah kalian dengan yang sudah dipelajari pada minggu lalu?? kita sudah bersama sama belajar gotong royong, semoga dapat dipahami dengan mudah ya nak....

Yuk kita lanjutkan materi nya....

Kerja sama atau yang biasa disebut sebagai gotong royong merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan adanya gotong royong, berbagai urusan akan lebih mudah diatasi. Maka itu, penting sekali untuk mengetahui tentang pola hidup secara bergotong royong.

Sebagai makhluk sosial, manusia yang banyak kekurangan mempunyai keterbatasan di berbagai hal, termasuk urusan dalam kehidupan sehari-hari.

Maka, dengan alasan tersebut manusia tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Dengan hidup gotong royong, banyak beban bisa menjadi lebih ringan.

Manfaat Gotong Royong

Nilai-nilai dalam Pancasila mengajarkan bahwa setiap warga negara Indonesia mesti menjauh dari perilaku dan sikap yang individualis atau egois.

Sikap individualis bisa memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa sebab lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.

Sikap tersebut juga membuat pola hidup gotong royong antar-sesama warga negara menjadi sulit direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Pola hidup gotong royong penting untuk ditumbuhkan di tengah masyarakat karena banyak sekali manfaatnya.

Berikut sejumlah manfaat dari gotong royong:

  • Pekerjaan yang berat menjadi ringan
  • Mempererat persaudaraan dan kerukunan
  • Menghilangkan perbedaan dan menciptakan kebersamaan
  • Membangun semangat gotong royong
  • Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
  • Kehidupan bermasyarakat menjadi nyaman, tentram dan damai.

Contoh Gotong Royong di Sekolah, Masyarakat, Rumah

Manusia merupakan makhluk sosial sehingga cenderung hidup berkelompok. Di kehidupan sehari-hari, pengelompokan itu membuat manusia bisa saling berinteraksi.

Contoh dari interaksi sosial tersebut terjadi di lingkungan sekolah, masyarakat, hingga rumah. Di 3 lingkungan itu, perilaku hidup gotong royong juga penting untuk diterapkan.

Dengan demikian, gotong royong bisa dilakukan di berbagai bidang. Gotong royong bisa dilakukan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Berikut ini contoh bentuk gotong royong dalam lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, serta lingkungan rumah.

1. Contoh Gotong Royong di Rumah

Dalam sebuah rumah, setiap anggota keluarga harus memahami peran dan kedudukannya, saling bekerja sama sekaligus menghormati. Dengan begitu, akan tercipta lingkungan keluarga harmonis.

Karena itu, pola hidup gotong royong juga sangat penting diterapkan di rumah. Berikut ini contoh bentuk gotong royong di lingkungan rumah:

  • Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapian rumah
  • Menjaga kebersihan lingkungan rumah
  • Mematuhi setiap aturan yang telah ditetapkan dalam keluarga
  • Mengerjakan tugas masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama

2. Contoh Gotong Royong di Masyarakat

Pola hidup gotong royong juga penting diterapkan di lingkungan masyarakat. Tujuannya, dengan ada sikap gotong royong, terwujud kehidupan masyarakat yang harmonis, tertib, dan tentram.

Berikut contoh bentuk gotong royong di lingkungan masyarakat:

  • Pelaksanaan kerja bakti untuk kebersihan lingkungan
  • Membantu tetangga yang sedang mengalami kesusahan
  • Ikut serta melaksanakan program sistem keamanan lingkungan (Siskamling)
  • Mematuhi aturan yang ada dalam masyarakat
  • Bersama-sama membersihkan sampah di lingkungan RT

3. Contoh Gotong Royong di Sekolah

Sebagai tempat berkumpulkan peserta didik dan guru, sekolah merupakan lingkungan yang perlu menjadi tempat penerapan sikap gotong royong.

Kebiasaan perilaku gotong royong di sekolah bisa membuat kegiatan pendidikan dan pembelajaran memberikan makna akan pentingnya solidaritas.

Lingkungan sekolah juga akan lebih kondusif dan harmonis karena berbagai urusan dan persoalan diatasi secara bersama-sama.

Contoh bentuk gotong royong di sekolah adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan kelas secara berkelompok dan bergiliran
  • Kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah
  • Mengumpulkan dana sosial untuk membantu siswa miskin
  • Menyiapkan acara tahunan sekolah melibatkan lintas-kelas
  • Mengaktifkan kelompok belajar bersama

Contoh Gotong Royong di Bidang Sosial Budaya

Gotong royong perlu diterapkan di berbagai bidang. Salah satu yang berhubungan erat dengan isu kemasyarakatan adalah bidang sosial-budaya.

Permasalahan sosial yang sering kita jumpai di masyarakat antara lain kemiskinan, pengangguran, balapan liar, pelanggaran terhadap aturan atau norma, tawuran dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi masalah-masalah itu, para warga perlu bergotongroyong. Adapun bentuk gotong royong dalam bidang sosial tersebut dapat bermacam-macam praktiknya.

Berikut contoh gotong royong di bidang sosial budaya:

  • Gotong royong memperbaiki jembatan yang roboh
  • Bersama-sama membersihkan aliran sungai untuk mencegah banjir
  • Membantu tetangga saat mengalami kesusahan
  • Bersama-sama mendirikan rumah tetangga yang roboh karena angin topan
  • Membantu korban bencana alam sesuai dengan kemampuan
  • Memberikan informasi kepada pihak berwajib saat ada peristiwa kriminal.
Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud dengan gotong royong?
2. Dalam sebuah desa, masyarakat akan mengadakan acara pembersihan sawah bersama. Siapa saja yang dapat ikut serta dalam acara ini?

3. Dalam sebuah sekolah, siswa dan guru akan bekerja sama untuk menyelenggarakan acara lomba. Apa yang harus dilakukan siswa dan guru untuk menyelenggarakan acara tersebut?

4. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama adalah pengertian...

5. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama adalah pengertian...


Materi Bahasa Indonesia

berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf dibagi menjadi tiga jenis yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, dan paragraf campuran.

Paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya ada di awal, sedangkan paragraf induktif gagasan utamanya di akhir kalimat dalam paragraf.

Paragraf Deduktif

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya berada di awal paragraf.

Kalimat utama yang letaknya di awal paragraf biasanya dilengkapi dengan kalimat penjelas di kalimat berikutnya.

Beberapa ciri-ciri paragraf deduktif, antara lain sebagai berikut.

1. Gagasan utama berada di awal paragraf.

2. Pola pengembangan kalimat dari umum ke khusus.

3. Selalu diawali dengan kalimat pernyataan yang bersifat umum.

4. Kalimat utama dapat dijelaskan lebih rinci melalui kalimat penjelas di belakangnya.

Contoh Paragraf Deduktif

Aku tinggal di dekat pasar. Kemacetan aku rasakan setiap hari ketika berangkat dan pulang dari sekolah. Aku tidak lagi dapat mengeluh, karena tidak ada jalan lain. Aku harus melewati pasar, lalu melewati perempatan setelah pasar, lalu melewati pertigaan setelahnya. Paling sedikit ada tiga titik kemacetan yang harus aku lewati setiap hari.

Paragraf di atas termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya terletak di awal paragraf.

Kalimat utama dari paragraf di atas adalah penulis menjelaskan di mana tempat tinggalnya di dekat pasar.

Kemudian, karena kalimat utamanya bersifat umum, maka penulis menguraikan kondisi sekitar tempat tinggal menggunakan kalimat penjelas yang lebih khusus.

Paragraf Induktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak kalimat utamanya berada di akhir paragraf dan kalimat penjelasnya ada di sebelum kalimat utama.

Ciri paragraf induktif adalah adanya kata atau kalimat konjungsi seperti 'jadi', 'oleh karena itu', 'maka dari itu', dan 'akhirnya'.

Ciri-ciri paragraf induktif antara lain sebagai berikut.

1. Paragraf diawali dengan kalimat khusus.

2. Pola pengembangan kalimat tersusun dari khusus ke umum.

3. Kalimat utama yang terletak di akhir paragraf merupakan kesimpulan isi paragraf.

4. Terdapat kalimat konjungsi seperti 'jadi', 'oleh karena itu', 'maka dari itu', dan 'akhirnya' di akhir paragraf.

Contoh Paragraf Induktif

Oleh karenanya, dalam beberapa tahun saja, semua binatang yang tinggal di tempat-tempat jauh sekalipun mengetahui tentang John Dolittle, M.D. Dan burung-burung yang terbang ke negara-negara lain pada musim dingin memberitahu para binatang di negara-negara asing itu tentang dokter hebat di Puddleby-di-Tepi-Rawa, yang bisa memahami pembicaraan mereka dan membantu mereka bila sedang bermasalah. Dengan cara inilah akhirnya Pak Dokter menjadi terkenal di antara para binatang di seluruh dunia−bahkan lebih terkenal daripada di kalangan penduduk Negeri Barat. Pak Dokter merasa bahagia dan sangat menyukai hidupnya.

Contoh paragraf di atas termasuk dalam paragraf induktif karena kalimat utamanya terletak di akhir paragraf dan merupakan kesimpulan dari semua kalimat penjelas.

Paragraf campuran 

merupakan Paragraf yang diawali dengan kalimat yang mengemukakan gagasan utama kemudian yang disusul oleh kalimat-kalimat pendukung atau kalimat penjelas dan diakhiri juga oleh kesimpulan yang berisi gagasan utama pada kalimat di akhir Paragraf.

Contoh paragraf di atas termasuk dalam paragraf induktif karena kalimat utamanya terletak di akhir paragraf dan merupakan kesimpulan dari semua kalimat penjelas.

Kalimat utama bersifat umum, penulis menguraikan perasaan Pak Dokter tentang hidup dan pekerjaannya.

Sementara kalimat penjelas menguraikan alasan kenapa Pak Dokter merasa bahagia atas hidupnya, sekaligus menjelaskan cara para binatang mengenalnya.

Kesimpulan 
Alhamdulillah hari ini ini kita semua sudah mempelajari tentang materi sikap gotong royong dan jenis jenis paragraf , semoga kalian semua mudah dalam memahami materi yaa...

Penutup
Demikian pembelajaran hari ini semoga bermanfaat dan dapat dipahami yaa, Jangan lupa untuk pembelajaraan di hari esok  yaitu  matematika dan Bahsa Indonesia
Semangat belajar 💪💪

0 komentar:

Posting Komentar